Jika di Amerika Serikat kita kenal The Fed (Federal Reserve System), Belanda dengan De Netherlands Bank, Inggris ada Bank of England (BoE). Maka Bank Indonesia (BI) merupakan bank sentral dari Republik Indonesia.

Bank Indonesia merupakan lembaga independen (bebas dari intervensi pemerintah dan pihak manapun) yang diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945. Bank Indonesia berkewajiban mengabaikan atau menolak segala bentuk campur tangan pihak lain. Bank Indonesia mempunyai tugas menjaga stabilitas ekonomi nasional. Bank Indonesia tidak mencari keuntungan dari nasabah seperti tujuan bank komersial. Jadi bank sentral memiliki tujuan yang berbeda dengan bank komersial seperti BCA, BNI, BRI, dsb.

Tujuan utama Bank Indonesia (BI)

Bank Indonesia memegang tujuan utama yakni menjaga stabilitas sistem pembayaran, serta mewujudkan stabilitas nilai mata uang rupiah. Indikator pencapaian tujuan bank sentral dapat dilihat dari perkembangan tingkat inflasi yang terkendali, dan menjaga nilai tukar rupiah terhadap mata uang negara asing. Dalam hal ini Bank Indonesia melakukan kebijakan makroprudensial.

Adapun OJK (Otoritas Jasa Keuangan) berperan menjaga stabilitas lembaga-lembaga keuangan seperti bank komersial. OJK memiliki tujuan mencegah potensi kerugian nasabah oleh lembaga keuangan. Pengalihan fungsi ini ke lembaga independen, OJK, ditetapkan sejak DPR mengesahkan UU No. 21 tahun 2011. Dalam hal ini OJK melakukan kebijakan mikroprudensial.

Fungsi Bank Indonesia (3 Pilar Utama)

Supaya tujuan Bank Indonesia dapat tercapai dengan efektif dan efisien. Bank Indonesia memiliki 3 pilar utama atau 3 fungsi utama:

Memutuskan dan melaksanakan kebijakan moneter.
Salah satu kebijakan moneter yang sering kita dengar adalah penetapan suku bunga (BI Rate). BI Rate akan naik saat tingkat inflasi tidak terkendali. Masyarakat diharapkan cenderung menyimpan uang atau tertarik dengan produk investasi yang ditawarkan oleh bank komersial karena situasi bunga yang tinggi. Sebaliknya BI Rate akan turun bila terjadi deflasi agar mendorong atau menarik minat para pengusaha melakukan ekspansi atau memulai bisnis dengan pinjaman bunga ringan. Selain BI Rate, bank sentral (BI) juga bisa melakukan kebijakan Operasi Pasar Terbuka (OPT). OPT dilakukan dengan melakukan pembelian atau penjualan surat berharga pemerintah. Penjualan surat berharga dilakukan untuk menekan peredaran uang. Dan melakukan pembelian berdampak bertambahnya peredaran uang.

Mengatur dan menjaga sistem pembayaran.

Bank Indonesia adalah lembaga tunggal yang memiliki kewenangan menerbitkan dan mengedarkan uang. Bank Indonesia juga berwenang memberikan izin, melaksanakan, dan memberi persetujuan jasa sistem pembayaran yang efisien baik sistem dalam bentuk kartu dan sebagainya. Bank Indonesia juga melakukan fungsi pengawasan dari sistem pembayaran yang berlaku. Dalam fungsi pengawasan BI sebagai bank sentral juga memperhatikan perlindungan kepentingan konsumen. Terlebih meminimalkan kecurangan dalam proses transaksi.

Stabilitas sistem keuangan.
Fungsi ini dilakukan agar bank komersial dan lembaga keuangan lain bisa beroperasi dengan baik dan tahan resiko krisis. Dalam menjaga stabilitas sistem keuangan bank sentral (BI) bekerja sama dengan lembaga keuangan independen lain yaitu OJK dan LPS (Lembaga Penjamin Simpanan) yang merupakan bagian dari KSSK (Komite Stabilitas Sistem Keuangan). Beberapa langkah yang bisa dilakukan:

• Manajemen likuiditas.
  Bank Indonesia memberikan fasilitas pinjaman darurat untuk bank mengalami masalah likuiditas. Contoh kasus kesulitan likuiditas ketika banyak nasabah bank komersial melakukan penarikan uang yang masif sehingga bank tidak memiliki cukup kas.

• Pengawasan dan regulasi bank.
  Bank Indonesia melakukan pengawasan dan mengatur aktivitas perbankan dengan penerbitan peraturan.
  BI melakukan upaya mencegah krisis keuangan dengan menjaga stabilitas sistem keuangan.