Mitos Sisyphus, Motivasi dari Kisah Kutukan

Sisyphus merupakan gambaran ‘pahlawan’ yang mustahil nyata wujudnya namun bisa sangat relevan dengan keadaan sekarang. Yakni, kutukan yang dijalaninya bisa kita ibaratkan seperti rutinitas harian kita sebagai manusia yang terasa melelahkan.
Mengenal Sosok Sisyphus dan Hukuman Abadinya.
Singkat cerita, mitos Yunani kuno tentang Sisyphus adalah mitos seorang sosok raja yang licik sekaligus menjadi sosok penipu ulung. Terlebih lagi dia mampu menipu para dewa termasuk dewa kematian. Sehingga Sisyphus bisa bertahan hidup dalam waktu yang sangat lama.
Kabar ini pun akhirnya sampai ke telinga raja para dewa, Zeus. Maka Zeus pun murka setelah mendengarnya dan turun tangan dengan memberikan hukuman kepada Sisyphus dengan hukuman yang agak aneh dan terkesan sangat menyiksa.
Sisyphus dihukum dengan menggelindingkan atau mendorong sebuah batu yang amat besar dan berat ke atas bukit yang curam. Namun, setiap kali Sisyphus hampir sampai ke puncak bukit untuk menyelesaikan tugasnya, batu itu secara ajaib berbalik arah lalu menggelinding kembali. Akibatnya, ia harus memulai dari awal lagi. Hukuman ini akan terus berulang dan membuatnya dihukum secara abadi.
Perspektif Positif yang Bisa Dikutip.
Hukuman atau kutukan Sisyphus bisa kita ibaratkan sebagai perjuangan manusia dengan rutinitas hariannya yang dirasa melelahkan dan dilakukan berulang terus-menerus tanpa henti. Namun, Sisyphus tidak pernah menyerah atau berhenti malah dia tetap menjalani hukumannya dengan senang hati dan menolak untuk menyerah.
Jangan pernah menyerah! Teruslah ‘berontak’ atau ‘melawan’ pada keadaan yang dihadapi. Namun makna berontak disini bukan berarti memberontak pada aturan yang ada atau pada pemimpin. Tetapi melawan atau memberontak dengan selalu berjuang untuk mencari makna kehidupan juga sebagai pembuktian eksistensi diri. Pembuktian keberadaan (eksistensi) diri dengan mengambil risiko untuk mewujudkan impiannya, meskipun banyak tantangan akan dihadapi.
Kalau memang belum bisa menemukan tentang arti dari kebenaran yang penuh atau absolut maka teruslah berusaha untuk mencari yang lebih dari sekedarnya. Diperlukan juga semangat juang yang tinggi, tidak mudah menyerah, dan selalu berupaya meningkatkan kualitas dan kuantitas usaha. Bukan hanya menerima lalu menjalani rutinitas tapi juga ‘melawan’ dengan harapan ada hasil baru yang lebih baik.
Contoh yang tidak jauh dalam kehidupan modern yang relevan. Seperti kondisi sulit saat ini kita berhadapan dengan situasi mayoritas orang yang saat ini tidak mudah mendapatkan pekerjaan, dengan kata lain mungkin banyak orang yang belum bekerja. Lapangan pekerjaan lebih sedikit akan tetapi angka pencari kerja terus meningkat. Atau bagi yang sudah memiliki kesibukan namun masih merasa kurang puas dengan hasil yang diperoleh. Maka pada kondisi-kondisi inilah dibutuhkan jiwa ‘pemberontak’.
Munculkan jiwa yang ‘berontak’ dari dalam diri. Maka semua situasi sulit yang dihadapi itu harus kita carikan solusi dan tidak hanya puas dengan keadaan yang ada saja. Ada baiknya dalam kehidupan kita berkewajiban berusaha mencari jalan bagaimana menciptakan peluang untuk mendapat hasil yang lebih baik.
Dalam masa ‘pemberontakan’ tersebut memang perjuangan kita tidak akan semudah membalikkan telapak tangan. Bagaikan kutukan yang dialami Sisyphus dalam hukumannya. Bukit yang terjal harus terus ditempuh dan akhirnya cobaan kembali terulang lagi dan lagi. Perlu diingat perjuangan tetap teguh pada jalan yang baik atau sesuai aturan. Bukan mencari cara-cara yang melanggar aturan.
Jadi, jangan pernah menyerah dengan keadaan!
bisa saja keluhan yang kita rasakan suatu saat nanti akan sirna dengan tetap menjalani keseharian dengan tersenyum. Terkadang ‘berontak’ dari kenyamanan yang selama ini terjadi membuat keadaan lebih baik.